*** Assalaamu'alaikum *** Selamat Datang di Rumah Maya Kami *** Yoroshiku Onegaishimasu ***

Selasa, 30 Juni 2009

MAKNA SEBUAH TITIPAN

Seringkali aku berkata, ketika orang memuji milikku, bahwa sesungguhnya ini hanya titipan. Bahwa mobilku hanya titipanNya, bahwa rumahku hanya tititpanNya, bahwa hartaku hanya titipanNya. Tetaipi mengapa aku tidak pernah bertanya, mengapa Dia menitipkannya padaku? Untuk apa Dia menitipkan ini padaku?

Dan kalau bukan milikku, apa yang harus kulakukan untuk milikNya ini?
Adakah aku memiliki hak atas sesuatu yang bukan milikku ini?
Mengapa hatiku justru terasa berat, ketika titipan itu diminta kembali olehNya?
Ketika diminta kembali kusebut itu sebagai musibah, kusebut itu sebagai ujian, kusebut itu sebagai petaka, kusebut dengan panggilan apa saja yang melukiskan bahwa itu adalah derita.
Ketika aku berdo’a kuminta titipan yang cocok dengan hawa nafsuku, aku ingin lebih banyak harta, lebih banyak mobil, lebih banyak rumah, lebih banyak popularitas, dan kutolak sakit, kutolak kemiskinan.

Seolah semua “derita” adalah hukuman bagiku. Seolah keadilan dan kasih Nya harus berjalan seperti matematika:“ Aku rajin beribadah, maka selayaknyalah derita menjauh dariku, dan nikmat dunia kerap menghampiriku” Kuperlakukan Dia seolah mitra dagangku, dan bukan kekasih. Kuminta Dia membalas “perlakuan baikku” dan menolak keputusanNya yang tak sesuai keinginanku.

“Ketika langit dan bumi bersatu, bencana dan keberuntungan sama saja“

Ya Allah, padahal setiap hari kuucapkan, sesunggguhnya shalatku, ibadahku hidupku dan matiku hanya untuk Allah semata….
Astaghfirullahaladzim….ampuni hamba Ya Allah…

Oleh bang john

1 komentar:

  1. Semoga kita semua termasuk orang-orang beriman yang selalu bisa mensyukuri segala 'nikmat'Nya, sehingga apapun bentuk 'nikmat'Nya dapat selalu menjaga hati dan amal kita dalam menjalani segala amanahNya...amiiin...

    BalasHapus