*** Assalaamu'alaikum *** Selamat Datang di Rumah Maya Kami *** Yoroshiku Onegaishimasu ***

Selasa, 30 Juni 2009

MAKNA SEBUAH TITIPAN

Seringkali aku berkata, ketika orang memuji milikku, bahwa sesungguhnya ini hanya titipan. Bahwa mobilku hanya titipanNya, bahwa rumahku hanya tititpanNya, bahwa hartaku hanya titipanNya. Tetaipi mengapa aku tidak pernah bertanya, mengapa Dia menitipkannya padaku? Untuk apa Dia menitipkan ini padaku?

Dan kalau bukan milikku, apa yang harus kulakukan untuk milikNya ini?
Adakah aku memiliki hak atas sesuatu yang bukan milikku ini?
Mengapa hatiku justru terasa berat, ketika titipan itu diminta kembali olehNya?
Ketika diminta kembali kusebut itu sebagai musibah, kusebut itu sebagai ujian, kusebut itu sebagai petaka, kusebut dengan panggilan apa saja yang melukiskan bahwa itu adalah derita.
Ketika aku berdo’a kuminta titipan yang cocok dengan hawa nafsuku, aku ingin lebih banyak harta, lebih banyak mobil, lebih banyak rumah, lebih banyak popularitas, dan kutolak sakit, kutolak kemiskinan.

Seolah semua “derita” adalah hukuman bagiku. Seolah keadilan dan kasih Nya harus berjalan seperti matematika:“ Aku rajin beribadah, maka selayaknyalah derita menjauh dariku, dan nikmat dunia kerap menghampiriku” Kuperlakukan Dia seolah mitra dagangku, dan bukan kekasih. Kuminta Dia membalas “perlakuan baikku” dan menolak keputusanNya yang tak sesuai keinginanku.

“Ketika langit dan bumi bersatu, bencana dan keberuntungan sama saja“

Ya Allah, padahal setiap hari kuucapkan, sesunggguhnya shalatku, ibadahku hidupku dan matiku hanya untuk Allah semata….
Astaghfirullahaladzim….ampuni hamba Ya Allah…

Oleh bang john
Berikutnya...

Senin, 22 Juni 2009

Pencegahan Virus H1N1 (Novel Influenza)

Dua bulan sudah berlalu sejak menyebarnya virus H1N1 (Novel Influenza) di beberapa negara di dunia, termasuk di Jepang. Untuk itu, ada baiknya kita mewaspadai virus ini dengan mengetahui hal-hal sebagai berikut.

Gejala Novel Influenza
Gejala flu jenis ini hampir sama dengan gejala flu pada umumnya, yaitu suhu badan di atas 38 derajat celcius, batuk, tenggorokan sakit, sakit pada persendian, sakit kepala, dan rasa letih. Ada juga gejala yang diiringi diare dan muntah. Bila seseorang memiliki gejala seperti telah disebutkan, ada kemungkinan orang tersebut telah terkena virus Novel Influenza dan dapat membuat orang di sekitarnya terinfeksi.

Obat ampuh untuk virus ini adalah Tamiflu dan Relenza yang bisa diperoleh di toko obat, dan tentunya harus dengan resep dokter. Belum ditemukan vaksin yang efektif untuk virus ini. Virus yang awalnya dikenal sebagai FLU BABI ini, kenyataannya tidak diinfeksikan dari mengkonsumsi babi ataupun makanan yang bersumber dari babi.

Cara Penyebaran Virus H1N1
Virus ini dapat menyebar dalam 7 hari dengan 2 cara penyebaran:
1.Menghirup udara yang mengandung virus ini akibat orang yang terinfeksi batuk ataupun bersin.
2.Memegang/menyentuh tempat-tempat yang terkena virus. Misalnya menyentuh pegangan pada kendaraan umum kemudian menyentuh wajahnya.

Cara Pencegahan Virus H1N1
Untuk menghindari terkena virus ini ada beberapa langkah yang dapat dilakukan :
1.Gunakan masker di tempat umum, terlebih bagi mereka yang sedang kurang fit, atau mungkin sedang pilek atau batuk. Gunakan masker meliputi hidung, mulut dan dagu, rekatkan pada kulit sehingga tidak ada sela antara kulit dan masker. Sebaiknya gunakan masker sekali pakai yang lebih efektif menahan virus ini.

2.Mencuci tangan dengan sabun selama lebih dari 15 detik, terutama setelah pulang dari bepergian. Gosoklah seluruh bagian tangan, sampai ke sela-sela jari, bagian depan dan belakang tangan, basuhlah dengan air mengalir, setelah itu keringkanlah dengan handuk bersih. Sebaiknya hindari pemakaian handuk untuk bersama-sama.

3.Berkumur setelah pulang dari bepergian dapat menghindari infeksi melalui mulut. Berkumur dilakukan sebanyak 2-3 kali
setelah mencuci tangan. Pastikan berkumur dengan menggunakan satu gelas untuk satu orang, hindari pemakaian gelas bersama.

4.Lakukan etika batuk, yaitu saat anda batuk ataupun bersin, tutuplah mulut dan hidung dengan tissue ataupun kain dan menghindar dari orang lain sekitar 2 meter jaraknya. Jika tissue ataupun kain tidak ada, gunakan tangan Anda untuk menutupnya kemudian bercuci tanganlah.

5.Hindari pergi ke tempat ramai ataupun travelling. Sebaiknya menyimpan cukup persediaan makanan sehingga tidak perlu sering keluar rumah. Dan sangat dianjurkan untuk mengkonsumsi cukup nutrisi dan cukup olahraga sehingga keseimbangan hidup dapat terjaga.

Jika Anda merasa salah satu gejala yang telah disebutkan di atas melekat pada diri Anda, pertama kali yang harus Anda lakukan adalah menelpon Pusat Konsultasi Kesehatan sebelum pergi ke rumah sakit. Pusat Konsultasi ini akan menyarankan rumah sakit mana yang dapat Anda kunjungi. Pastikan Anda menggunakan masker saat Anda datang ke rumah sakit, dan pastikan Anda berusaha sebaik mungkin untuk tidak menularkan sakit Anda kepada orang di sekitar Anda.

Semoga bermanfaat...

Sumber : The Tsukuba bulletin, June 2009

by Umi Rina
Berikutnya...

Minggu, 21 Juni 2009

Mendayunglah Kalian Hingga ke Tepian...

Dimanapun engkau,
Dan dalam keadaan apapun,
Berusahalah dengan sungguh-sungguh
Tuk menjadi seorang pencinta
Tatkala cinta benar-benar tiba
Dan menyelimutimu
Maka selamanya kau akan menjadi seorang pencinta.

Ketika melihat pasangan yang baru menikah, saya suka tersenyum. Bukan apa-apa, saya hanya ikut merasakan kebahagiaan yang berbinar spontan dari wajah-wajah syahdu mereka. Tangan yang saling berkaitan ketika berjalan, tatapan-tatapan penuh makna, bahkan sirat keengganan saat hendak berpisah. Seorang sahabat yang tadinya mahal tersenyum, setelah menikah senyumnya selalu saja mengembang. Ketika saya tanyakan mengapa, singkat dia berujar "Menikahlah! Nanti juga tahu sendiri". Aih...

Menikah adalah sunnah terbaik dari sunnah yang baik . Jadi ketika seseorang menikah, sungguh ia telah menjalankan sebuah sunnah yang di sukai Nabi. Hal ini menunjukkan betapa Allah menunjukkan keutamaan pernikahan. Dalam firmannya, "Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan Dia menjadikan rasa kasih sayang diantaramu. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kalian yang berfikir." (QS. Ar-Rum: 21).

Menikah itu Subhanallah indah, kata Almarhum ayah saya dan hanya bisa dirasakan oleh yang sudah menjalaninya. Ketika sudah menikah, semuanya menjadi begitu jelas, alur ibadah suami dan istri. Beliau mengibaratkan ketika seseorang baru menikah dunia menjadi terang benderang, saat itu kicauan burung terdengar begitu merdu. Sepoi angin dimaknai begitu dalam, makanan yang terhidang selalu saja disantap lezat. Mendung di langit bukan masalah besar. Seolah dunia milik mereka saja, mengapa? karena semuanya dinikmati berdua. Hidup seperti seolah baru dimulai, sejarah keluarga baru saja disusun.

Namun sayang tambahnya, semua itu lambat laun menguap ke angkasa membumbung atau raib ditelan dalamnya bumi. Entahlah saat itu cinta mereka berpendar ke mana. Seiring detik yang berloncatan, seolah cinta mereka juga. Banyak dari pasangan yang akhirnya tidak sampai ke tujuan, tak terhitung pasangan yang terburai kehilangan pegangan, selanjutnya perahu mereka karam sebelum sempat berlabuh di tepian. Bercerai, sebuah amalan yang diperbolehkan tapi sangat dibenci Allah.

Ketika Allah menjalinkan perasaan cinta diantara suami istri, sungguh itu adalah anugerah bertubi yang harus disyukuri. Karena cinta istri kepada suami berbuah ketaatan untuk selalu menjaga kehormatan diri dan keluarga. Dan cinta suami kepada istri menetaskan keinginan melindungi dan membimbingnya sepenuh hati. Lanjutnya kemudian.

Saya jadi ingat, saat itu seorang istri memarahi suaminya habis-habisan, saya yang berada di sana merasa iba melihat sang suami yang terdiam. Padahal ia baru saja pulang kantor, peluh masih membasah, kesegaran pada saat pergi sama sekali tidak nampak, kelelahan begitu lekat di wajah. Hanya karena masalah kecil, emosi istri meledak begitu hebat. Saya kira akan terjadi "perang" hingga bermaksud mengajak anak-anak main di belakang. Tapi ternyata di luar dugaan, suami malah mendaratkan sun sayang penuh mesra di kening sang istri. Istrinya yang sedang berapi-api pun padam, senyum malu-malunya mengembang kemudian dan merdu suaranya bertutur "Maafkan Mama ya Pa..". Gegas ia raih tangan suami dan mendekatkannya juga ke kening, rutinitasnya setiap kali suaminya datang.

Jauh setelah kejadian itu, saya bertanya pada sang suami kenapa ia berbuat demikian. "Saya mencintainya, karena ia istri yang dianugerahkan Allah, karena ia ibu dari anak-anak. Yah karena saya mencintainya" demikian jawabannya.

Cinta mempunyai tanda-tanda.
Pertama, ketika mereka saling mencintai maka sekali saja mereka tidak akan pernah saling mengkhianati, Mereka akan saling setia senantiasa, memberikan semua komitmen mereka.
Kedua, ketika seseorang mencintai, maka dia akan mengutamakan yang dicintainya, seorang istri akan mengutamakan suami dalam keluarga, dan seorang suami tentu saja akan mengutamakan istri dalam hal perlindungan dan nafkahnya. Mereka akan sama-sama saling mengutamakan, tidak ada yang merasa superior. Ketiga, ketika mereka saling mencintai maka sedetikpun mereka tidak akan mau berpisah, lubuk hatinya selalu saling terpaut. Meskipun secara fisik berjauhan, hati mereka seolah selalu tersambung.

Ada do'a istrinya agar suami selamat dalam perjalanan dan memperoleh sukses dalam pekerjaan. Ada tengadah jemari istri kepada Allahi supaya suami selalu dalam perlindunganNya, tidak tergelincir. Juga ada ingatan suami yang sedang membanting tulang meraup nafkah halal kepada istri tercinta, sedang apakah gerangan Istrinya, lebih semangatlah ia.

Saudaraku, ketika segala sesuatunya berjalan begitu rumit dalam sebuah rumah tangga, saat-saat cinta tidak lagi menggunung dan menghilang seiring persoalan yang datang silih berganti. Perkenankan saya mengingatkan lagi sebuah hadist nabi. Ada baiknya para istri dan suami menyelami bulir-bulir nasehat berharga dari Nabi Muhammad. Salah satu wasiat Rasulullah yang diucapkannya pada saat-saat terakhir kehidupannya dalam peristiwa haji wada': "Barang siapa -diantara para suami- bersabar atas perilaku buruk dari istrinya, maka Allah akan memberinya pahala seperti yang Allah berikan kepada Ayyub atas kesabarannya menanggung penderitaan. Dan barang siapa -diantara para istri- bersabar atas perilaku buruk suaminya, maka Allah akan memberinya pahala seperti yang Allah berikan kepada Asiah, istri fir'aun" (HR Nasa-iy dan Ibnu Majah ).

Kepada saudaraku yang baru saja menggenapkan setengah dien, Tak ada salahnya juga untuk saudaraku yang sudah lama mencicipi asam garamnya pernikahan, Patrikan firman Allah dalam ingatan : "...Mereka (para istri) adalah pakaian bagi kalian (para suami) dan kalian adalah pakaian bagi mereka..." (QS. Al-Baqarah:187)
Torehkan hadist ini dalam benak : "Sesungguhnya ketika seorang suami memperhatikan istrinya dan begitu pula dengan istrinya, maka Allah memperhatikan mereka dengan penuh rahmat, manakala suaminya merengkuh telapak tangan istrinya dengan mesra, berguguranlah dosa-dosa suami istri itu dari sela jemarinya".

Kepada sahabat yang baru saja membingkai sebuah keluarga, Kepada para pasutri yang usia rumah tangganya tidak lagi seumur jagung, Ingatlah ketika suami mengharapkan istri berperilaku seperti Khadijah istri Nabi, maka suami juga harus meniru perlakukan Nabi Muhammad kepada para Istrinya. Begitu juga sebaliknya. Perempuan yang paling mempesona adalah istri yang shalehah, istri yang ketika suami memandangnya pasti menyejukkan mata, ketika suaminya menuntunnya kepada kebaikan maka dengan sepenuh hati dia akan mentaatinya, jua tatkala suami pergi maka dia akan amanah menjaga harta dan kehormatannya. Istri yang tidak silau dengan gemerlap dunia melainkan istri yang selalu bergegas merengkuh setiap kemilau ridha suami.

Lelaki yang berpredikat lelaki terbaik adalah suami yang memuliakan istrinya. Suami yang selalu dan selalu mengukirkan senyuman di wajah istrinya. Suami yang menjadi qawwam istrinya. Suami yang begitu tangguh mencarikan nafkah halal untuk keluarga. Suami yang tak lelah berlemah lembut mengingatkan kesalahan istrinya. Suami yang menjadi seorang nahkoda kapal keluarga, mengarungi samudera agar selamat menuju tepian hakiki "Surga". Dia memegang teguh firman Allah, "Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka..." (QS. At-Tahrim: 6)

Akhirnya, semuanya mudah-mudah tetap berjalan dengan semestinya. Semua berlaku sama seperti permulaan. Tidak kurang, tidak juga berlebihan. Meski riak-riak gelombang mengombang-ambing perahu yang sedang dikayuh, atau karang begitu gigih berdiri menghalangi biduk untuk sampai ketepian. Karakter suami istri demikian, Insya Allah dapat melaluinya dengan hasil baik. Sehingga setiap butir hari yang bergulir akan tetap indah, fajar di ufuk selalu saja tampak merekah. Keduanya menghiasi masa dengan kesyukuran, keduanya berbahtera dengan bekal cinta. Sama seperti syair yang digaungkan Gibran,
Bangun di fajar subuh dengan hati seringan awan
Mensyukuri hari baru penuh sinar kecintaan
Istirahat di terik siang merenungkan puncak getaran cinta
Pulang di kala senja dengan syukur penuh di rongga dada
Kemudian terlena dengan doa bagi yang tercinta dalam sanubari
Dan sebuah nyanyian kesyukuran tersungging di bibir senyuman

Semoga Allah selalu menghimpunkan kalian (yang saling mencintai karena Allah dalam ikatan halal pernikahan) dalam kebaikan. Mudah-mudahan Allah yang maha lembut melimpahkan kepada kalian bening saripati cinta, cinta yang menghangati nafas keluarga, cinta yang menyelamatkan. Semoga Allah memampukan kalian membingkai keluarga sakinah, mawaddah, warrahmah. Semoga Allah mematrikan helai keikhlasan di setiap gerak dalam keluarga. Jua Allah yang maha menetapkan, mengekalkan ikatan pernikahan tidak hanya di dunia yang serba fana tapi sampai ke sana, the real world "Akhirat". Mudah-mudahan kalian selamat mendayung sampai ketepian. Allahumma Aamiin.

Barakallahulakum, untuk para pengantin muda. Mudah-mudahan kalian mampu mengikuti tapak kalian yang begitu berani mengambil sebuah keputusan besar, yang begitu nyata menandakan ketaqwaan kepada Allah serta ketaatan kepada sunnah Rasul Pilihan. Mudah-mudahan jika giliran kalian tiba, tak perlu lagi bertanya mengapa teman saya menjadi begitu murah senyum. Karena mungkin saya sudah mampu menemukan jawabannya sendiri.

Oleh bang jhon
Berikutnya...

Jumat, 12 Juni 2009

Sulit Punya Anak, Istri Mandul Penyebabnya?

Setidaknya kondisi ini yang masih menjadi bahasan banyak orang khususnya bagi mereka yang sangat awam mengenai ilmu kedokteran dan kesehatan. Tidak sedikit kasus perceraian terjadi yang di picu oleh tidak hadirnya buah cinta diantara pasangan yang menikah. Apakah keadaan ini hanya terjadi karena sang istri yang bermasalah (mandul), ataukah kedua-duanya yang bermasalah. Atau bahkan mungkin saja pihak suami ternyata yang bermasalah. Celakanya lagi, saat sang suami memutuskan untuk poligami dengan tidak meninggalkan istri pertama, kemudian hadirlah anak yang dinanti-nanti dari pernikahan yang berikutnya. Istri pertama menjadi sangat menderita karenanya dan sulit untuk tidak menyalahkan diri sendiri akan kemandulan yang telah tertanam dalam fikirannya.

Dalam tulisan ini saya akan mencoba berbagi ilmu yang saya ketahui sehubungan dengan masalah rumah tangga terkait dengan sulitnya memiliki keturunan yang dapat berakibat fatalnya sebuah rumahtangga yang harmonis.

Infertilitas atau dalam bahasa awam lebih dikenal dengan 'kemandulan' adalah sebuah keadaan dimana pasangan yang telah menikah selama satu tahun dengan melakukan hubungan seks secara teratur, 2 hingga 3 kali perminggu dengan tanpa alat atau zat apapun yang dapat mencegah terjadinya kehamilan (memakai alat kontrsepsi),namun tetap tidak dikaruniai anak. Pada dasarnya ada dua jenis infertilitas, primer maupun sekunder. Infertilitas primer adalah sesuai dengan definisi di atas, sedangkan infertilitas sekunder adalah kondisi dimana istri telah mengalami kehamilan, kemudian untuk kehamilan berikutnya sulit didapat. Kehamilan yang dimaksud adalah dapat berakhir dengan lahirnya bayi atau terjadinya keguguran.

Untuk proses terjadinya fertilisasi (pembuahan) sehingga berbuah kehamilan, kedua belah pihak, dalam hal ini suami dan istri memiliki peran yang sama pentingnya. Pada pihak suami, tentunya kualitas dan kuantitas spermatozoa menjadi peran yang sangat penting, yang dapat diketahui melalui pemeriksaan laboratorium yang terstandarisasi sesuai arahan World Health Organization (WHO).Volume normal untuk sperma yang diejakulasikan saat hubungan tidak boleh kurang dari 2 – 6 mililiter. Dengan jumlah minimum per mililiternya adalah 20 juta.Sehingga total spermatozoa minimal yang diperlukan adalah 40 juta / ejakulat (dalam satu kali ejakulasi), sekalipun hanya satu sperma saja yang dibutuhkan untuk terjadinya kehamilan. Selanjutnya kualitas spermatozoa haruslah mencapai motilitas minimal 60 % (kemampuan bergerak spermatozoa dengan arah lurus dan dalam kecepatan tertentu) dan bentuk kepala normal spermatozoa adalah 30 %, karena pada kenyataannya tidak semua spermatozoa memiliki morfologi (bentuk) yang normal. Ditambah lagi dengan tidak adanya penggumpalan antara spermatozoa yang satu dengan yang lain, akan memberikan efek gerakan yang lebih baik lagi. Bayangkan kalau jumlah spermatozoa normal, namun semua dalam kondisi menggumpal satu dengan yang lain, terjadi pertautan antara kepala spermatozoa yang satu dengan kepala spermatozoa yang lain, atau ekor spermatozoa yang satu dengan ekor spermatozoa yang lain, atau juga terjadi pertautan antara kepala dengan ekor spermatozoa yang satu dengan yang lain, hal ini tentunya akan membuat keadaan sulitnya spermatozoa bergerak untuk mencapai sel telur (ovum). Sebagai informasi tambahan bahwa spermatozoa terbagi atas: bagian kepala, leher dan ekor.

Gambar 1. Spermatozoa

Gerak spermatozoa sangat dipengaruhi oleh kemampuan ekor bergerak dengan adanya asupan energi (ATP) dari leher spermatozoa. Masih banyak lagi hal – hal yang dapat mempengaruhi kualitas maupun kuantitas spermatozoa yang dapat mempengaruhi seorang suami dapat membuahi sel telur istri, seperti kelainan pada organ reproduksi, kelainan hormonal, penyakit kelamin dan lainnya.

Pada pihak istri, yang tentunya merupakan bagian dari kedokteran bidang obstetri dan ginekologi, tidak sedikit pula hal – hal yang dapat mempengaruhi seorang istri dapat mengalami kehamilan. Mulai dari kondisi organ reproduksi, keadaan sel telur, pengaruh hormonal bahkan penyakit – penyakit pada organ reproduksi wanita seperti mioma, kista dan lain-lain adalah beberapa hal yang sangat berperan. Kondisi haid tidak teratur merupakan petunjuk adanya gangguan hormonal dalam tubuh wanita. Estrogen dan progesteron adalah dua hormon yang perannya sangat penting untuk proses menstruasi, juga berperan penting pada masa kesuburan seorang wanita sehingga sel telur siap dibuahi. Bentuk rahim yang arahnya ke belakang menjadi faktor sulitnya sel spermatozoa memasuki ruang untuk bertemunya dengan sel telur. Kadar asam basa wilayah kewanitaan wanita juga menjadi faktor yang tidak boleh dilupakan. Apabila semua hal dalam kondisi baik, ternyata bentuk dan besar ukuran dari sel telur pun mempunyai peranan yang sangat penting sebelum sel sperma menembus dinding sel telur untuk proses pembuahan.Sehingga sangat banyak hal – hal yang mempengaruhi kesuburan dari seorang wanita.

Dari uraian diatas dapatlah diambil kesimpulan bahwa untuk terjadinya sebuah kehamilan, maka di butuhkan kondisi terbaik dari kedua belah pihak, istri maupun suami. Tidak bisa menyalahkan hanya pada salah seorang dari keduanya. Pernahkah terpikir oleh kita, apabila suami dalam keadaan baik dan normal, pihak istri pun sangat mendukung terjadinya kehamilan, dengan tanpa adanya masalah hormonal, penyakit kewanitaan, bentuk organ yang baik, lalu apa yang menjadi sulitnya pasangan memiliki keturunan? Apabila kita membagi faktor infertilitas, maka ada beberapa pembagiannya.
  • 1. Faktor suami, dalam hal ini permasalahan tertumpu pada pihak suami, sedangkan istri didiagnosis sehat dan tidak bermasalah. Angka ini mencapai 20 – 30 %
  • 2. Faktor istri, dalam hal ini permasalahan berada pada pihak istri, dimana suami dalam keadaan sehat dan siap untuk membuahi kapan pun. Angka ini mencapai 30 – 40 %
  • 3. Faktor suami dan istri, artinya bahwa kedua belah pihak bermasalah. Kedua-duanya harus menjalani pemeriksaan dan pengobatan paripurna. Angka ini mencapai 40 – 50 %.Angka yang cukup tinggi
  • 4. Faktor idiopatik (tidak diketahui). Artinya bahwa kedua belah pihak dalam keadaan normal dan sehat, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa tidak akan masalah untuk memiliki keturunan. Pada kenyataannya ternyata pada faktor ini, terjadi penolakan tubuh istri terhadap sperma suami yang berakibat sperma sebaik apapun kualitas maupun kuantitas,tidak akan pernah dapat membuahi sel telur. Hal ini wajar terjadi, mengingat setiap benda asing yang berusaha masuk kedalam tubuh seseorang, maka tubuh berupaya melakukan perlawanan agar tubuh tidak sakit. Apabila penolakan ini terjadi untuk kuman, baik bakteri, virus, jamur dan kuman patogen lainnya, maka hal ini akan menguntungkan tubuh orang tersebut, karena akan terhindar dari penyakit. Permasalahan yang ada bahwa spermatozoa juga termasuk benda asing untuk istri, sekalipun itu dari suami yang secara sah menikahinya yang mengakibatkan tidak akan terjadi kehamilan, karena sperma yang berusaha bertemu dengan sel telur selalu dihempaskan hingga kehamilan tak kunjung tiba. Namun dalam kenyataannya memang nilai penolakan selalu berubah secara fluktuatif, artinya tidak selamanya penolakan terjadi secara statis. Pada saat penolakan mengalami penurunan, maka kehamilan akan dapat terjadi. Pertanyaannya, kapankah penolakan seorang istri turun? Jawaban yang sulit untuk dicari, mengingat hanya pemeriksaan laboratorium sajalah yang dapat menjelaskan kapan kiranya penolakan istri mengalami penurunan. Terapi imunisasi sel darah putih suami telah menjadi pengobatan spesifik untuk mengatasi masalah tersebut, sekalipun masih ada kontroversi dalam bidang kedokteran untuk imunoterapi ini. Bahkan terapi tersebut dapat mengobati pada mereka yang mengalami keguguran berulang, sehingga kehamilan berikut akan menjadi aman.


Melihat uraian di atas, maka tidak wajar kalau seorang suami hanya menyalahkan pihak istri sebagai penyebab sulitnya memiliki anak. Alangkah baiknya mereka berkonsultasi bersama untuk mencari pemecahannya. Dalam mencari pengobatan pun jangan samapi salah kaprah. Untuk pihak istri dapat mengunjungi dokter bidang kebidanan, sedangkan puhak suami harus mengunjungi dokter andrologi, yang ruang lingkup ilmunya pada reproduksi pria. Sekali lagi bagi para suami, waspadalah terhadap kesulitan memiliki keturunan, karena jangan-jangan andalah penyebabnya.

Oleh dr. Lutfi Hardiyanto
Staf Departemen Biologi Kedokteran
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Doctoral student at Hyogo College of Medicine

Berikutnya...

Senin, 08 Juni 2009

Renungan

Coba renungkan
  1. Apa yang paling DEKAT dengan diri kita di dunia?
  2. Apa yang paling JAUH dari kita di dunia?
  3. Apa yang paling BESAR di dunia?
  4. Apa yang paling BERAT di dunia?
  5. Apa yang paling RINGAN di dunia?
  6. Apa yang paling TAJAM di dunia?
Tahukah anda jawabannya?

Suatu hari, Imam Al Ghozali berkumpul dengan murid-muridnya. Lalu Imam Al Ghozali bertanya.

Pertama,
"Apa yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini?".
Murid-muridnya menjawab : "orang tua, guru, kawan, dan sahabatnya".
Imam Ghozali menjelaskan semua jawaban itu BENAR.
Tetapi yang paling dekat dengan kita adalah MATI.
Sebab itu sememangnya janji Allah SWT bahwa setiap yang bernyawa pasti akan
mati (Q.S. Ali Imran 185)

Kedua,
"Apa yang paling jauh dari diri kita di dunia ini?".
Murid-muridnya menjawab : "negara Cina, bulan, matahari dan bintang-bintang".
Lalu Imam Ghozali menjelaskan bahawa semua jawaban yang mereka berikan itu adalah BENAR.
Tapi yang paling benar adalah MASA LALU.
Walau dengan cara apa sekalipun kita tidak dapat kembali ke masa lalu.
Oleh sebab itu kita harus menjaga hari ini dan hari-hari yang akan datang dengan perbuatan yang sesuai dengan ajaran Agama.

Ketiga,
"Apa yang paling besar di dunia ini?".
Murid-muridnya menjawab : "gunung, bumi dan matahari".
Semua jawaban itu BENAR kata Imam Ghozali.
Tapi yang paling besar dari yang ada di dunia ini adalah NAFSU (Q.S. Al-A'Raf 179).
Maka kita harus berhati-hati dengan nafsu kita, jangan sampai nafsu membawa kita ke neraka.

Keempat,
"Apa yang paling berat di dunia ini?".
Ada yang menjawab : "besi dan gajah".
Semua jawaban adalah BENAR, kata Imam Ghozali, tapi yang paling berat adalah MEMEGANG AMANAH (Q.S. Al-Ahzab 72).
Tumbuh-tumbuhan, binatang, gunung, dan malaikat semua tidak mampu ketika Allah SWT meminta mereka untuk menjadi khalifah (pemimpin) di dunia ini.
Tetapi manusia dengan sombongnya menyanggupi permintaan Allah SWT, sehingga banyak dari manusia masuk ke neraka karena ia tidak dapat memegang amanahnya.

Kelima,
"Apa yang paling ringan di dunia ini?"
Ada yang menjawab : "kapas, angin, debu dan daun-daunan".
Semua itu BENAR kata Imam Ghozali, tapi yang paling ringan di dunia ini adalah MENINGGALKAN SHOLAT.
Gara-gara pekerjaan, kita meninggalkan sholat; gara-gara bermesyuarat, kita meninggalkan sholat.

Dan pertanyaan keenam adalah,
"Apakah yang paling tajam di dunia ini?"
Murid-muridnya menjawab dengan serentak : "pedang".
BENAR, kata Imam Ghozali, tapi yang paling tajam adalah LIDAH MANUSIA.
Karena melalui lidah, manusia selalu menyakiti hati dan melukai perasaan saudaranya sendiri.

Oleh bang jhon
Berikutnya...