*** Assalaamu'alaikum *** Selamat Datang di Rumah Maya Kami *** Yoroshiku Onegaishimasu ***

Selasa, 26 April 2011

Pergaulan Muda-mudi Jaman Sekarang: antara Harapan dan Keprihatinan

murabbiy.com
Kemerosotan moral pemuda menjadi keprihatinan yang tidak terbantahkan lagi. Terbukti berbagai tindakan menyimpang dari jalur akidah kerap dilakukan oleh para pemuda, baik sendiri maupun berjamaah. Meski telah banyak artikel, makalah dan kajian yang membahas masalah ini, namun sebuah nasehat, perenungan dan penyadaran perlu untuk selalu diulang-ulang. Sebagaimana bisikan syetan yang tidak pernah berhenti mengiang-ngiang. Untuk itu saya mencoba mengutarakan beberapa faktor penyebabnya dengan harapan setelah mengetahuinya para pembaca dapat merenungkan, menyadari dan berusaha mencari solusi. Berikut ini sebagian dari sekian banyak penyebab terjadinya penyimpangan di kalangan remaja:


1. Buta dari ma'rifatullah, agama dan Rasul-Nya
  
Hal mendasar runtuhnya akhlak pemuda Islam dewasa ini adalah makin punahnya kemauan mempelajari apa yang selama ini telah mereka ikrarkan dari kalimat syahadat dan ilmu agama. Pengenalan tentang Robb dan Rasul akan sangat berpengaruh pada pola kehidupan pemuda. Ilmu yang dimiliki akan berbanding lurus dengan sikapnya sehari-hari. Semakin dalam pengetahuan agamanya, seyogyanya pula semakin banyak akhlakul karimah terbias dalam perilakunya. Adapun jika yang terjadi malah sebaliknya, seorang pemuda yang sering disebut "'alim" tetapi perbuatannnya tidak mencerminkan perilaku sholih, maka ilmunya belumlah berbuah pada 'amalannya.

2. Meneladani figur yang salah.

Parameter sebuah perilaku dikatakan baik atau buruk, etis atau tidak etis, wajar atau kurang ajar, seringkali sangat dipengaruhi oleh faktor publik figur. Efek yang ditimbulkannya pun sangat dipengaruhi oleh intensitas show serta popularitas.

3. Mudah terpengaruh persepsi yang keliru.

Gengsi karena jaim (jaga image), nge-trend dan lainnya telah menjadi kamus sakti kawula muda, siapa yang tidak mengamalkannya akan dicap ketinggalan jaman dan di kucilkan. Sebenarnya hal seperti itu tidak sepenuhnya salah, akan tetapi jika yang terjadi ternyata demi semua itu para pemuda rela mengorbankan syariat Islam, bahkan menerjang garis-garis batasnya tentu tidak di benarkan. Kenyataannya apa yang disebut sebagai trend masa kini acapkali berbenturan dengan nilai-nilai syariat Islam. Banyak pengamalan syariat yang berlawanan dengan trend di anggap tidak relevan dan ortodok (kuno).

STANDAR MORALITAS KEIMANAN PEMUDA
          
Secara fitrah pemuda memiliki sifat pemberani, pantang mundur, dan mempunyai standar moralitas keimanan. Pemuda haruslah berkarakter khas. Berikut ini ciri-ciri pemuda seperti yang tertulis di dalam Al-Qur'an:

1. Pemuda harus berani merombak dan bertindak terhadap tatanan sistem yang rusak. Contoh: Nabi Ibrahim. Mereka berkata:" Siapakah yang melakukan (perbuatan) ini terhadap tuhan-tuhanku? Sungguh dia termasuk orang yang dzalim." Mereka yang lain berkata: "Kami mendengar ada pemuda yang mencela (berhala-berhala). Namanya Ibrahim (QS. Al Anbiya, 21: 59-60).

2. Pemuda harus mempunyai standar moralitas (iman), berwawasan, bersatu, optimis dan teguh dalam pendirian, serta konsisten dengan perkataan. Pada kisah ashabul kahfi (para pemuda penghuni gua) kami ceritakan kepadamu (Nabi Muhammad). Kisah mereka dengan sebenarnya. Sesungguhnya mereka adalah pemuda yang beriman kepada tuhan mereka dan kami tambahkan petunjuk kepada mereka ketika mereka berdiri, lalu mereka berkata: "Tuhan kami adalah tuhannya langit dan bumi, kami tidak menyeru daripada selain Dia, sungguh kalau berbuat demikian, tentu kami telah mengucapakan perkataaan yang sangat jauh dari kebenaran." (QS .18:13-14)
 
3. Pemuda adalah seorang yang tidak mudah berputus asa, pantang mundur sebelum cita-citanya tercapai. Hal ini digambarkan pada pribadi pemuda Nabi MUSA AS. 'Dan ingatlah ketika Musa berkata kepada pembantunya "aku tidak akan berhenti (berjalan) sebelum ke pertemuan dua laut; atau aku akan berjalan (terus sampai) bertahun-tahun" (QS: Al-Kahfi, 18 : 60)

SEMOGA MENJADI MANFAAT DAN BAROKAH.
Penulis: sakura mbahman Osaka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar